Minggu, 24 Oktober 2010

Dikritik macet,,,,,,,,,,,presiden SBY berterimakasih

JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Berbeda dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang lebih memilih tinggal di Cikeas, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau almarhum Gus Dur lebih memilih Istana Negara sebagai tempat tinggal. Alasannya: demi penghematan uang negara!

Hal ini diungkapkan oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid. Menurut Yenny, Istana Negara sebenarnya sangat tidak nyaman untuk ditinggali, karena selain banyak nyamuk, AC-nya terlalu dingin, suasananya juga seram.

"Istana sangat tidak nyaman untuk ditinggali, penuh nyamuk, dingin karena AC-nya sentral, serem suasananya. Tapi Gus Dur memutuskan tinggal di sana untuk menghemat uang negara," kata Yenny dalam akun Twitternya, Jumat (16/7/2010) malam.

Soal Istana yang serem ini, Yenny punya cerita. Adiknya, Inayah, sering diganggu oleh mahluk halus. Tapi Yenny mengaku tidak pernah diganggu.

"Bener, adikku Inayah yang paling sering digangguin (mahluk halus)," ungkap wanita yang pada Agustus 2010 nanti akan mendapatkan buah hati ini.
"Tapi kayaknya hantunya lebih takut sama saya, lebih menyeramkan soalnya hehe," tulis Yenny bercanda saat menimpali pertanyaan pengguna Twitter lain.

Yenny pun berharap, Presiden SBY mengikuti langkah Gus Dur yang mau tinggal di Istana meski tidak nyaman. Kalau dari awal SBY melakukan hal itu, imbuh Yenny, tentu komplain rombongan SBY bikin macet tidak akan terjadi.

"Andai presiden punya pikiran seperti Gus Dur, Insya Allah gak ada surat pembaca yang bikin heboh Istana seperti hari ini," kata wanita berkerudung yang pernah berprofesi sebagai jurnalis tersebut.

Sementara itu, Wakil Presiden Boediono dijadwalkan membuka acara Konvensi Nasional Humas (KNH) yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia pada Rabu (21/7) mendatang di Istana Wakil Presiden.

"Kami sudah bicara dengan bagian protokoler kepresidenan mengenai acara ini. Sudah ada kepastian bahwa Wapres akan membuka acara Konvensi Nasional Humas (KNH)," kata Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), Muslim Basya, saat konferensi pers di Jakarta.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikritik lantaran mobil iring-iringan yang mengantarkannya ke kediaman pribadi di Cikeas dianggap sering membuat macet. Orang nomor satu di republik ini pun berterimakasih atas masukan itu.

"Tentunya presiden juga akan melihat ini sebagai masukan, dan terimakasih telah dikoreksi," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha.

Usai mendapat kritikan melalui Redaksi Yth di sebuah surat kabar harian, presiden langsung menginstruksikan kepada internal Paspampres untuk melakukan penyelidikan dengan cermat atas laporan tersebut. Jika terbukti melakukan perbuatan sebagaimana yang diceritakan dalam surat pembaca, sanksi tegas akan diberikan kepada aparat yang bertugas.

"Kita harus tunggu dulu kira-kira bagaimana nantinya. Baru setelah itu terbukti, instruksi presiden jelas, harus diambil tindakan," ujar Julian.

Julian menegaskan, presiden selama ini tidak setiap hari pulang ke Cikeas. Jika berangkat ke Istana pun dilakukan pada pagi-pagi sekali dengan harapan tidak mengganggu lalu lintas.

Namun demikian, Julian juga berharap penyelesaian masalah ini secara komprehensif. Pemprov DKI Jakarta juga diharapkan mampu mengatur sistem transportasi secara baik, sehingga kemacetan bisa diminimalisir.

"Harus ada solusi yang komprehensif, karena kemacetan penyebabnya bukan hanya karena ini (rombongan presiden) saja," tutup mantan Wakil Dekan Fisip UI ini. (fn/d2t/ant) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar